Keluarga sebagai orang tua merupakan akibat wajar dari perkawinan dan merupakan akibat logis dari lahirnya anak. Kondisi-kondisi akibat lahirnya anak pertama menimbulkan situasi baru, kondisi dan situasi baru tadi menuntut tanggung jawab baru dan kematangan dewasa awal untuk menghadapinya, yang mana diwujudkan oleh dewasa awal tadi dalam kedewasaannya mengadakan penyesuaian.
Penyesuaian terhadap kedudukan atau status ke-orangtua-an dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : sikap terhadap kehamilan, sikap terhadap peranan sebagai ayah/ibu, jenis kelamin anak, jumlah anak, harapan-harapan sebagai ayah/ibu, perasaan-perasaan yang layak menjadi ayah/ibu.
1. Sikap terhadap kehamilan tentu saja dialami oleh wanita, yang dipengaruhi pula oleh sikap-sikap calon ayah seperti penerimaan dan pemahaman suami terhadap perubahan-perubahan biologis dan psikologis istri. Bagi wanita, kehamilan merupakan pelaksanaan fungsi biologis secara normal. Meskipun kehamilan adalah suatu kenormalan fungsi fisiologis, tetapi terjadi pula ketidakseimbangan fisiologis wanita hamil adalah sebagai sebagian hal yang menimbulkan ketidakseimbangan psikologis, khususnya emosional.
Ketidakseimbangan psikologis dan emosional belum berakhir meskipun bayi telah lahir, mungkin hal itu disebabkan oleh adanya tugas-tugas baru merawat bayi, mungkin juga disebabkan oleh perubahan fisiologis dari masa mengandung ke masa setelah melahirkan.
2. Sikap terhadap peranan sebagai ayah ibu sangat beragam, di antara orang tua ayah dan ibu muda yang umumnya cenderung untuk mengambil tanggungjawab ke-orangtua-an mereka secara mudah. Sebaliknya, ayah dan ibu yang agak lanjut usia pada umumnya cenderung untuk menempatkan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Mereka sangat ingin mengarahkan anak-anak mereka demi masa depan sang anak.
Disepakati oleh banyak pria yang menganut konsep peranan ayah secara tradisional akan merasakan bahwa sokongan utama mereka terhadap anak adalah ekonomi/keluarga. Karena itu mereka sangat termotivasi untuk mencapai prestasi kerja yang tinggi.
Sedangkan pria yang menganut konsep ayah secara modern, kebanyakan menyempatkan diri untuk memelihara anak bersama istrinya. Pemeliharaan itu bukan saja dalam hal mengasuhnya, melainkan juga dalam hal mengajari, membimbing anak-anak mereka dalam belajar dan bermain bersama.
3. Jenis Kelamin anak
Jenis kelamin anak sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian dalam kedudukan sebagai orang tua berhubungan dengan harapan-harapan orang tua terhadap jenis kelamin anak yang akan dilahirkan serta memelihara anak jenis tertentu.
Apabila orang tua berhasil melahirkan anak-anak yang disukai, maka orang tua akan merasa senang akan kedudukannya sebagai ayah atau ibu. Kesenangan-kesenangan dalam kedudukannya sebagai ayah atau ibu tadi membawa mereka ke pencapaian penyesuaian yang lebih baik, dibanding jika mereka mendapat anak yang kurang disenangi jenis kelaminnya.
4. Jumlah anak
Jumlah anak, juga mempunyai pengaruh terhadap penyesuaian yang dapat dilakukan dalam status ke-orang tua-an seorang ayah atau ibu. Dalam keluarga kecil, akan cenderung lebih mudah bagi ayah atau ibu dalam menciptakan penyesuaian terhadap statusnya sebagai orang tua.
5. Harapan-harapan sebagai ayah dan ibu
Harapan-harapan sebagai ayah atau ibu bersangkutan dengan konsep mereka menangani anak “ideal” memiliki penampilan fisik, sikap-sikap atau buah pekerti, kecakapan, bakat dan minat konsep-konsep ideal pada anak maka akan sehatlah hubungan pergaulan antara orang tua dan anak.
6. Perasaan-perasaan sebagai layak menjadi ayah atau ibu
Perasaan-perasan yang layak menjadi ayah atau ibu seringkali menghantui orang tua, penyebab-penyebab orang tua merasa tidak layak atau kurang memadai menjadi ayah atau ibu timbul dari beraneka ragam kondisi.
Banyak ayah-ibu yang merasa kurang layak menjadi orang tua yang disebabkan oleh kurangnya latihan dan pengalaman dalam mengatasi persoalan-persoalan yang muncul pada anak dalam usia-usia tertentu.
Belum ada komentar untuk "KEDUDUKAN ORANG TUA"
Post a Comment
TULIS DISINI....