KUMPULAN MAKALAH, SKRIPSI, & TIPS DAN TRIK

Download Kumpulan Makalah Gratis, Kumpulan Skripsi Gratis, Kumpulan Proposal Skripsi Gratis, Kumpulan Paper Gratis, Kumpulan Kliping Gratis, Kumpulan Makalah Pendidikan, Kumpulan Makalah Teknik Informatika, Kumpulan Makalah Sosiologi, Kumpulan Makalah Ekonomi, Kumpulan Makalah Ilmu Pengetahuan

Download Kumpulan Makalah Gratis, Kumpulan Skripsi Gratis, Kumpulan Proposal Skripsi Gratis, Kumpulan Paper Gratis, Kumpulan Kliping Gratis, Kumpulan Makalah Pendidikan, Kumpulan Makalah Teknik Informatika, Kumpulan Makalah Sosiologi, Kumpulan Makalah Ekonomi, Kumpulan Makalah Ilmu Pengetahuan

Dehidrasi

BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Jumlah cairan tubuh manusia selalu di atur tepat, kira-kira 60 % dari tubuh kita adalah air.
berada di dalam sel.
berada di luar sel
Dari air ekstra seluler berada di dalam aliran darah (= air Interstisial) berada di luar aliran darah. Pada seorang yang beratnya 60 kg.
Cairan tubuh total : 36 liter
Di dalam sel : 24 liter
Di luar sel : 12 liter
Air Interstisial : 8 liter
Bagaimana menjaga tubuh agar air tetap pada tempatnya ?
Ada tiga pertanyaan yang perlu di jawab :
1. Bagaimana menjaga tubuh dengan mengukur jumlah air yang tepat di dalam sel ?
2. Bagaimana menjaga tubuh untuk mempertahankan jumlah air yang tepat di dalam ruang Intestisial ?
3. Bagaimana menjaga tubuh untuk mempertahankan jumlah air yang tepat di dalam aliran darah ?
Mekanisme yang telah di bicarakan, (tekanan osmotik koloid, edema). Pada setiap mikanisme tersebut terdapat perbedaan, untuk pengobatan penderita sangat penting untuk memahami perbedaan tersebut.
b. Tujuan
Untuk lebih bisa memahami pelajaran tentang makalah yang ingin di bahas bisa memberikan mamfaat bagi pelajaran, baik yang sudah memahami tentang pelajaran dehidrasi maupun yang belum, khsusnya bagi pembaca


BAB II
PEMBAHASAN

A. Jumlah air di dalam sel
Berlainan dengan sel endotel dari kapiler, dinding dari sebagian besar sel tubuh bebas untuk di lewati air.
Setiap jam sejumlah besar molekul air akan memasuki sel tetapi air dengan jumlah yang sama akan keluar pula dari sel pada waktu yang bersamaan. Bila air yang masuk terlalu banyak, sel akan bengkak dan pecah. Apabila air terlalu banyak keluar, sel akan kering dan tidak berfungsi. Lalu lintas keluar masuk ini di atur oleh ion kalium dan natrium. Plasma darah dan cairan Interstisial mengandung banyak Na+ (142 meq/ liter) dan hanya sedikit k+ (5 meq/ liter) di lain pihak bagian dalam dari sel mengandung dari hampir tidak ada Natrium (N+) tetapi banyak kalium (K+) apabila kalium memasuki sel yang hidup, maka natrium tersebut akan segera di pompa keluar oleh Pompa Biokimia yang akan memasuki 1 meq K+ ke dalam sel untuk setiap meq Na+ yang di pompakan keluar, pompa ini memerlukan energi, sama seperti pompa lainnya, bahan bakar pompa ini ialah Adenosme thriphosphate (ATP).
B. Jumlah air di dalam ruang Interstisial
Kalau kadar Natrium dan tekanan Osmotik Ekstraseluler terlalu rendah air akab meninggalkan ruangan Interstisial dan pindah kedalam sel yang mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, sel akan bengkak hal ini akan menyebabkan kejang otot yang hebat dan di dalam susunan syaraf terjadi pembekakan otot yang berada di dalam ruang yang di batasi oleh tulang, tekanan jaringan otak meningkat, yang di tandai oleh nyeri kepala yang hebat, mual, dan muntah dan hilangnya kesadaran pada waktu yang sama karena cairan keluar dari darah sedangkan protein dan entrosit tetap tinggal di dalam pembuluh darah, maka konsentrasi hemoglobin dan protein di dalam aliran darah akan meningkat. Sirkulasi dari darah yang pekat ini menjadi sangat lambat apabila di lain pihak tekanan osmotik dari cairan Interstisial meningkat air akan di keluarkan dari dalam sel dan ini akan memberi efek yang buruk terhadap fungsi jaringan, teristimewa otak.
Jadi, jelaslah bahwa pengaturan yang baik dari tekanan osmotik cairan Interstisial sangat penting. Kalau tekanan osmotik darah (terutama Na+ dan anion) terlalu tinggi, akan terjadi dua refleksi dari dua nukleus ini.
1. akan diteruskan ke sentral yang lebih tinggi di dalam otak rangsang “Haus” dan “jangan berikan saya garam”. Penderita akan menum air sebagai suatu refleks dan menjauhi yang asin, misalnya soto ayam.
2. pada waktu yang sama sel dari nukleus supraoptik mulai mengeluarkan suatu zat yang dapat dilihat di dalam sitoplasma sel tersebut sebagai granul-granul kasar.
Dengan jalan begini jumlah air dipertahankan dan pada saat yang sama penderita meminum air secara refleks sehingga jumlah total air dalam tubuh menjadi normal lagi, tekanan osmotik darah turun menjadi normal dan rangsangan “Haus” menghilang.
C. Jumlah air di dalam aliran darah
Bila tejadi kehilangan air murni yaitu hilangnya air tanpa hilangnya Natrium, rasa haus akan sangat hebat, penderita dapat memperlihatkan gejala halusinasi dengan kelakuan yang agresif yang bisa merusak diri sendiri. Tetapi kadang-kadang penderita sudah terlalu lemah untuk menunjukkan kelakuan yang agresif. Kehilangan air murni dapat terjadi sewaktu demam tinggi karena penguapan air dari par-paru. Tetapi contoh yang paling pas dari dehidrasi karena kehilangan air murni adalah diabetes Insipidus. Pada abad ke-17 wilis di london menemukan bahwa terdapat golongan penderita yang mengeluarkan kencing yang banyaknya lebih dari 8 liter / hari.
Pada suatu golongan urine terasa manis seperti madu. Dia menyebut penyakit ini diabetes melitus. Di lain pihak urine tidak mempunyai rasa dan sebut diabetas insipidus, penderita diabetas insipidus sering mengeluarkan lerin yang banyaknya 10-15 liter sehari.
Jenis dehidrasi yang lain dapat terjadi kalau kehilangan Natrium primer, yang paling sering ialah hilangnya Natrium melalui ginjal, tetapi Natrium juga dapat keluar melalui keringat yang berlebihan pada orang-orang yang belum dapat menyesuaikan diri dengan suhu di daerah tropis, karena kita sering membicarakan dehidrasi, ada baiknya di uraikan sedikit gejala-gejala dari dehidrasi sebagai berikut :
1. lidah kering
2. mata cekung
3. bola mata lunak pada polpasi
4. lipatan kulit tidak cepat menghilang
5. urine sedikit dan pekat juga berwarna gelap dan berat jenisnya tinggi.
Secara berurutan di jelaskan apa yang terjadi : korteks kelenjar adrenal di rusak oleh tubel kolosis, produksi kortikiko steroid terutama aldosteron berhenti. Bila kelenjar adrenal dan aldesteron tidak ada, maka natrium akan terbuang melalui urine, tetapi urine tetap berisi Natrium. Tekanan osmotik dari darah dan cairan Interstisial akan turun tetapi tekanan osmotik sel tidak.

BAB III
P E N U T U P

A. Kesimpulan
Penyebab dehidrasi yang lebih sering terjadi karena di sebabkan oleh hilangnya Natrium dan air dari daerah dengan kegagalan ginjal tetapi pada waktu yang sama terdapat tekanan osmotik yang rendah dan penggeseran air ke dalam sel, apabila larutan NaCL isotonik banyak terbuang, volume ekstraseliuler dan Intraseluler kecil, darah menjadi pekat dan hampir tidak dapat mengalir. Sel tubuh akan di genangi oleh cairan yang mengandung oksigen dan bahan makanan yang tidak mencukupi pad dehidrasi yang murni akibat kehilangan air, pengobatannya ialah minum air atau Infus glukosa 5 %, Intravena secukupnya, glukosa 5 % atau air leding biasa akan juga di serap dari rektrum. Pada dehidrasi yang primer sebagai akibat kehilangan Natrium, perlu di berikan air garam fisrologik secukupnya, kalau terjadi serebal yang berat, larutan NaCL hepertonik perlu di berikan
B. Saran
Kami mengaharap dan menghimbau kepada para pembaca apabila ada kesalahan atau kekeliruan baik kata-kata atau penyusunan agar memberikan saran dan kritik yang bisa mengubah penulis kearah yang lebih baik dalam penulisan makalah selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA

Dr. Pengambean Marulam M. dkk. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, Jakarta, Renika Cipta
Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Akbid / Kumpulan Makalah dengan judul Dehidrasi. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://paper-makalah.blogspot.com/2010/06/dehidrasi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh: Unknown -

Belum ada komentar untuk "Dehidrasi"

Post a Comment

TULIS DISINI....